Pengertian Setia dan Kesetiaan.
Setia dalam kamus bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: (1) berpegang teguh (pd janji, pendirian, dsb); patuh;
taat: bagaimanapun berat tugas yg harus dijalankannya, ia tetap --
melaksanakannya; ia tetap -- memenuhi janjinya; (2) tetap dan teguh hati
(dl persahabatan dsb): telah sekian lama suaminya merantau, ia tetap --
menunggu; (3) berpegang teguh (dl pendirian, janji, dsb): walau hujan
turun dng lebatnya, ia tetap -- memenuhi janji pergi ke rumah kawannya. sedangkan kesetiaan memiliki arti keteguhan hati; ketaatan (dl persahabatan, perhambaan, dsb); kepatuhan.
Tanpa kedatangan gerimis membiaskan
mentari pun aku bisa menjemputmu…
Cukup beri aku air dalam wadah percaya…
Akan kupersiapkan setangkup cahaya
merona jingga…
Dan kuundang kau di telapakku…!
Tapi seindah apa pun dirimu tetap sama
buatku..
Tak bisa kusentuh,
tak bisa kurengkuh…
Meski telah di telapak tanganku…
Namun perlu kau tahu,
sungguh kebijakan warnamu yang mempesonaku…
Dan membuatku membatu di sudut waktu…
Waktu akan terasa lambat bagi mereka yang menunggu,
terlalu panjang bagi yang gelisah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia.
Namun Waktu adalah keabadian bagi yang mereka mampu bersyukur.
Berdesakan didalam raga menjejali penat segala pertimbangan
Herankah aku akan semua yang seakan menjala sendi dan langkah
Terabapun tidak apalagi berfirasat yang sejauh nalar ada dalam kehampaan
Mengayun dalam sepi yang mencekik mengejan dalam kegelisahan
Hampa dan vakum dan hitam pekat bukan seperti yang biasa
Sebentuk asap mengepul dari kata-kata tajam yang penuh angkara
Tarian uap tergambar pada relung jiwa yang luka terbakar
Lontarkan rentetan senjata kata dan udara bisu
Kuurungkan niatku menampik, menangkis, menghadang
Sia-sialah merangkak lemah dalam perbantahan tak berujung
Seperti sentuhan yang kukenal yang gerah dan mengusik
Rupanya pun bukan seperti lembaran lama hanya kegelisahan yang sama
Akan kemana ujung prahara
Bodoh, jangan menyangkali asal usulmu yang penuh jejak
Jejak gurat codetan buruk rupa yang mengiringi tangisan pertamamu
Tak ada alasan untuk gundah
Terburuk bukanlah terburuk sampai yang benar-benar terburuk tiba
Kelelahan akan segera berakhir dan angkara takkan pernah kekal
Selalu dengus nafas itu akhirnya berhenti
Ditelan detak jarum disapu angin robekan kalender
Melayang saja
Ya melayang saja diatas dengus nafas panas
Kau tak pernah tahu
Berkali-kali
Di malam yang dingin dan sepi
Dalam gelap kala aku berbaring menanti terlelap
Begitu banyak kilasan silih berganti menyinggahi kepalaku
Kilasan peristiwa yang sudah, yang sedang, yang akan terjadi
Kilasan yang membuatku terjaga
Kilasan yang menumbuhkan ragu dan cemas
Kilasan yang coba kuusir namun tetap ada
Suatu kali
Saat aku gelisah dalam resah
Lambat-lambat kudengar hembusan nafasmu
Perlahan aku berbalik
Dan aku memandang wajahmu
Bertahun-tahun kita saling pandang
Tapi kali ini ada yang berbeda
Kau tak pernah tahu
Betapa damainya wajahmu beralaskan bantal lembut itu
Sekejap kilasan-kilasan itu menyembunyikan dirinya
Dan aku masih berbaring di situ dengan terpesona
Kau tak pernah tahu
Betapa cantiknya dirimu kala tenggelam dalam mimpi indahmu
Seberkas cahaya lampu dari luar menyapu wajahmu
Dan aku menopang daguku masih terpesona
Kau tak pernah tahu
Betapa bersyukurnya aku karena memilikimu di sampingku
Segala kepenatanku sirna karena memandangmu
Dan aku akan terus memandangimu lagi
Kau tak pernah tahu
Saat itu ada lonjakan dalam hatiku
Ada bara yang bertumbuh
Besok aku akan kobarkan semangat juangku
Untuk menghidupimu
Dan buah hati kita
Kau tak pernah tahu…
Tapi sekarang kau tahu
Nanti kala kau terlelap lagi
Ingatlah aku dalam mimpimu
Mungkin saat itu aku sedang memandangimu
Dan kau pun tahu
Betapa aku mencintaimu
Hujan berderai rinai di pagi hari
Tebarkan damai usapkan cinta
Kemboja melambai menggelayut
Harumnya merekah mengisi hati
Aroma dirimu masih di sini
Rembesi relung kalbu merindu
Pelukanmu yang lembut
Masih menjejaki bahuku
Kala tertatih Aku berjalan
Kau genggam tanganku erat
Kala tangisku berderai
Kau rangkum dan ciumiku mesra
Ibunda, ini aku penghuni rahimmu
Nyawaku pernah singgahi genggamanmu
Ibunda, ini aku belahan jiwamu
Tak terbalaskan semua pengorbananmu
Dengarlah aku ibu aku takkan melupakanmu
Pandanglah aku ibu banggalah akan aku
Hujan berderai rinai di pagi hari
Berpayung aku seraya termangu
Memandangi nanar jatuhan air
Yang basahi pusaramu, ibu
Kebingungan dengan hadirnya berjubel tawaran pencerahan pemikiran
Hampa............
Kosong....
nyaris tak berbentuk......
Bagai jantung tanpa denyutan,
bagai hati tanpa cengkraman dalam wujud dan rasa,
Bagai wajah tanpa rupa yang tak selesai di lukis sang pencipta
Bagai raga yang tak memiliki jiwa,
Dan bagai jiwa yang tak punya asa...
Ketika berada di dalam lingkaran beragam persoalan.
Tak tahu mengawali langkah dari mana dengan tujuan seribu tanya
Ingin mengadu, tapi pada siapa jika keberadaan di tengah sekumpulan orang yang penuh dengan rasa pilu,
Kulangkahkan saja kakiku, pikirku, namun aku tetap berada dan ada di situ.
Berontak! Pada siapa????? Muncul pertanyaan dalam pikirku...,..........
Menahan amarah yang ntah untuk siapa amarah itu.
Coba pejamkan mata, walaupun sedaritadinya sudah tak melihat apa-apa
Walaupun begitu, ada sedikit kelegaan rasanya dalam hati yang sendu....
inilah cara hidup yang harus dijalani??? pertanyaan dalam pikir yang mulai buntu........
Sendu, ya sendu tanpa bwntuk, wujud dan berwarna abu-abu!
ironi hidupmu??????????
"Benar bagi kita, belum tentu benar bagi orang lain, baik bagi kita belum tentu menjadi kebaikan bagi orang lain. Satu hal yang penting adalah jalani hidup, dan bertahanlah dalam pendirian yang kokoh sampai pada saat hidup ini berlalu, sambil mengingat tuk menghargai jerih lelah serta karya orang lain dalam hidupnya yang sama dengan hidupmu!"
Setiap orang ingin tumbuh, berkembang, sukses, dan maju. Keinginan yang wajar
dan pantas untuk didukung. Manusia tidaklah hanya sekedar fisik yang
membutuhkan makan, minum, pakaian dan tempat tinggal yang layak. Manusia ada
dimensi-dimensi psikis yang juga harus dipenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Manusia
adalah fisik yang mempunyai pikiran, perasaan, mata hati, dan emosi. Tidak
hanya itu manusia juga mempunyai jati diri sebagai manusia karena ia bersatu
dengan realitas keadaan sekitarnya.
Manusia memerlukan komunikasi dan interaksi dengan manusia lainnya, dan
kebutuhan ini tidaklah dapat dihindarkan. Dalam hubungan dengan orang lain, ini
semua yang ada dalam diri manusia baik fisik maupun psikis menjadi saling
berhubungan, berinteraksi dan berkomunikasi. Dengan bantuan tubuhnya manusia
melambangkan perasaannya, ekspresinya, keinginannya, emosinya dan
pikiran-pikirannya. Oleh karenanya, dalam usaha mengembangkan diri pun dipengaruhi
berbagai faktor baik dari dalam maupun dari luar manusia itu sendiri.
Kemampuan seseorang untuk mengembnagkan dirinya, mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya, berbeda-beda dan seringkali kendala juga datang dari diri sendiri.
Terkadang diri sendiri tidak menyadari atau tidak memahami potensi yang ada
dalam diri sendiri, sehingga tidak mampu mengembangkan kemampuan atau potensi
diri sendiri. Oleh karenanya pemahaman yang benar terhadap potensi diri
sangatlah penting. Tulisan singkat ini akan mengungkapkan arti dan pentingnya
pengembangan diri, strategi pengembangan diri, manajemen kepribadian, dan
menuju kecerdasan emosional.
B.
Maksud dan tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk melengkapi tugas Character
Building
pada
semester 2
Memberi motifasi khsusnya buat penulis dan teman – teman supaya dapat
mengmbangkan semua potensi yang ada di dalam diri masing – masing secara
maksimal.
BAB II
DASAR TEORI
A.
Pengertian Pengembangan diri
Setiap orang tidak ada yang sama persis satu dan lainnya. Setiap orang juga
menginginkan ‘menjadi diri sendiri’ dan semua orang mendambakannya. Kita
ternyata adalah pribadi yang ‘unik’ ‘khas’ dan ‘istimewa’. Kita sebagai manusia
masih dalam proses yang berkembang untuk menjadi semakin ‘unik’ ‘khas’ atau
‘istimewa’. Hal-hal yang membantu perkembangan kita ada di sekitar kita, kita
bisa memanfaatkannya untuk menjadikan diri kita ‘penuh’ ‘yang paling baik’ dan
yang unik. Kita bukan orang lain, bukan tiruan manusia lain. Tetapi kita adalah
kita. Oleh karena itu biarkanlah diri kita berkembang sekarang juga, karena
waktu adalah kesempatan yang tak bakal terulang kembali. Kita hanya memiliki
satu kehidupan. Hidup adalah hari ini dan mengarah ke hari esok, maka “JADILAH
DIRI YANG KHAS DENGAN MEMBIARKAN DIRI KITA BERKEMBANG. MULAILAH SEKARANG JUGA”
B.
Arti dan Pentingnya Pengembangan Diri
Seperti telah diungkapkan di awal tulisan ini, pengembangan
diri sangatlah penting, karena dengan mengembangkan diri kita, akan dapat
dikenali potensi diri, motivasi diri sehingga dapat meraih kesuksesan baik
fisik, intelektual, emosi, sosial, dan spiritual.
Dengan mengembangkan diri, kita dapat juga menyebutkan
konsep diri, ketika ditanya siapa diri kita? Konsep diri bukanlah konsep
tunggal, misalnya, Ani adalah perempuan, saya seorang guru, saya seorang suami,
dan lain-lain. Konsep diri adalah konsep jamak yang mencerminkan keseluruhan
aspirasi, keinginan dan harapan. Misalnya, “saya adalah seorang guru, juga
seorang istri, yang mempunyai dua orang anak, saya ingin bekerja untuk
mengembangkan kemampuan intelektual saya, dan saya akan tetap bekerja dan
membangun keluarga di tengah kesibukan saya, dan tetap berusaha mencurahkan
perhatian pada anak-anak saya”
Kapan kita harus mengembangkan diri? Dimulai sekarang juga,
jangan ditunda lagi karena kalau tidak pernah dicoba untuk memulai maka kita
tidak akan pernah tahu potensi kita, tidak mengenali potensi kita atau bahkan
tidak memahami diri kita sendiri. Mengapa kita harus mengembangkan diri kita?
Karena semua potensi yang ada di diri kita akan dapat menunjang kesuksesan. Di
mana kita mengembangkan diri? Dimana saja, kapan saja! Siapa yang harus
mengembangkan diri? Setiap orang harus mengembangkan dirinya! Bagaimana caranya?
C.
Strategi Pengembangan Diri.
Strategi pengembangan diri dipaparkan secara singkat dan di
ambil dari pendapat Martha Mary McGraw (1987) dalam bukunya 60 Cara
Pengembangan Diri
1. Menjadi Diri Sendiri yang Khas
Tidak ada seorangpun di dunia ini yang sama persis, demikian pula sebaliknya
tak ada seorangpun di dunia ini yang dapat meniru secara persis. Dan tidak
seharusnya kita meniru persis orang lain, kita adalah diri sendiri yang
mempunyai khas-an yang tidak dimiliki oleh orang lain. Biarkan diri kita
berkembang dengan ke khususan dan ke unikannya, dan jadikanlah hal itu menjadi
modal dasar untuk meraih kesusksesan. Oleh karena itu menjadi diri sendiri yang
khas dan unik adalah pilihan tepat.
2. Berkembang Terus
Kita adalah bagian dari lingkungan
kita, mari kita lihat dan tatap diri kita. Kita pasti akan menemukan keindahan
dalam diri kita. Jadilah tumbuh-tumbuhan yang selalu hijau. Tumbuh-tumbuhan
yang tetap mekar sepanjang tahun, tanpa perlu ditanyakan apa sebabnya.
Bunga-bunga liarpun bisa bermekaran menyemarakkan keindahan alam, dan di rumah
kita. Kita adalah bunga itu.
Kita ajak sesama kita untuk bertukar pikiran, bertukar
impian, maupun bertukar pengalaman. Kita tanyakan kepada mereka apa yang mereka
miliki. Hal seperti ini dapat diibaratkan seperti penyerbukan silang. Senyumlah
pada waktu kita mendengarkan pengalaman orang lain itu. Pasti akan ada
manfaatnya bagi kehidupan kita.
3. Menjadi Menarik
Untuk menjadi menarik kita harus
mengenali potensi dalam diri kita. Manarik tidak mesti cantik, gantheng, akan
tetapi lebih pada pesona diri, apa yang ada di dalam diri kita. Untuk menjadi
seseorang yang menarik kita bisa mengeksplore kemampuan kita, menyadari
kekurangan kemudian menutupinya dan menonjolkan sisi lebih untuk membuatnya
menjadi menarik. Menjadi menarik adalah juga merupakan pilihan.
Seseorang
akan memilih menjadi menarik atau masa bodoh tergantung dari dirinya sendiri.
Percayalah bahwa diri kita betul-betul menarik. Keindahan kita diperhitungkan.
Memang kita bukan ‘ratu kecantikan’ juga bukan orang yang paling tampan di
seluruh negeri, tetapi percayalah bahwa kita memiliki ketampanan tersendiri.
Jangan pernah merasa minder. Kita hanya perlu mengenal keindahan diri kita.
Kita hanya perlu meyakinkah diri kita sendiri: “Bahwa saya sungguh sangat
menarik”
Seseorang yang memiliki konsep diri negatif juga akan
mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak
berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, rendah diri, merasa diri tidak
layak untuk sukses dan masih banyak hal inferior lainnya. Sebaliknya seseorang
dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya
diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap
kegagalan yang dialaminya (Gunawan, 2005)
4. Bertanya Pada Diri Sendiri
Bertanyalah
pada diri kita: “Siapa saya?” Mengapa saya diciptakan? Bagaimana saya
berhubungan dengan sang pencipta? Apa yang sangat saya dambakan dalam hidup
ini? Hal apa yang paling berharga dalam hidup saya? Sumbangan kecil apakah yang
bisa saya buat demi dunia sekitar tempat saya berada agar menjadi lebih baik?
Jika saya berjalan, lalu melihat ke belakang, apa yang saya lihat? Apakah saya
perlu mengubah sesuatu? Apakah saya sudah cukup puas dengan keberadaan diri
saya?
Hanya dengan berdialog dengan mata batin kita secara jujur maka kita dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
5. Bersahabat
Setiap
pribadi mampu bersahabat dengan kita, dan setiap individu dapat menjadi sahabat
kita. Tiga keutamaan diperlukan dalam membangun persahabatan, Iman, Harapan dan
kasih sayang. Tuhan yang pertama kali menjadi sahabat kita, pada waktu Ia
menciptakan kita. Tiga keutamaan tersebut harus dibagi dengan orang lain. Kita
bisa berharap dengan persahabatan. Kita bisa mengasihi dan menyayangi dengan
persahabatan. Banyak sedikitnya sahabat tergantung pada sikap kita terhadap
diri sendiri.
6. Mendukung Orang Lain
Jika pekerjaan kita kurang mendapatkan penghargaan
barangkali kita masih mampu bertahan untuk hidup. Tetapi kita tidak akan mampu
untuk bekerja keras dan baik kalau tidak ada seorangpun yang memperhatikan
kita. Bisa jadi kita akan menjadi macet, malas, enggan bekerja. Ini berlaku
bagi siapa saja. Kalau ada orang yang berhasil dan kita menepuk punggungnya
sebagai tanda dukungan, dia pasti akan semakin berkembang.
Sebagai pemimpin/Kepala Sekolah memberikan pujian dan dukungan dengan tulus
terhadap anak buah apapun keberhasilannya, seberapapun keberhasilan itu, akan
menjadi semangat yang paling ampuh
Namun
jika perhatian dan dukungan kita palsu, pasti orang lain akan. kecewa. Oleh
karena itu kita perlu berusaha membri dukungan dengan maksud yang murni dan
tulus tanpa pamrih, apalagi tersirat keirian.
7.
Mengembangkan Talenta
Tidak pernah ada kata terlambat
untuk mengerjakan hal-hal khusus yang kita inginkan. Terus dan lakukan saja!
Barangkali memang sudah terlambat untuk belajar ’loncat galah’ (misalnya)
seusia kita, Tapi itu kekecualian. Kita perlu menjebol keterbatasan kita.
Kembalilah ’ke bangku sekolah atau kuliah’ Ikutilah lokakarya, seminar ataupun
pelatihan. Kunjungilah ceramah-ceramah atau kita selenggarakan sendiri. Bidang
apa yang kita kuasai? Beritahukanlah kepada teman sahabat, bahwa kita akan
memberikan kuliah gratis, pasti kita akan menikmatinya demikian pula
pendengarnya.
Talenta
seseorang tidaklah sama, namun masing-masing orang pasti dibekali dengan
talenta, tinggal bagaimana kita mengembangkannya, mengasahnya, untuk kemudian
kita memetik hasilnya.
8. Membiarkan diri menjadi Bahagia,
Belajar mencintai, Bernyanyi, Santai dan Tertawa.
Beberapa
hal diatas adalah hal-hal yang menyenangkan yang mudah dilakukukan namun juga
terkadang sulit untuk dilakukan. Apakah kita sungguh bahagia saat ini? Mari
kita merenung, tahun-tahun yang telah lewat apa yang telah kita alami? Temukan
saat-saat bahagia kita. Banyak orang telah menjadi ’sukses’ dalam hidupnya,
tetapi tidak merasakan kedamaian. Jadilah bahagia sekarang juga. (Selanjutnya
akan diuraikan tersendiri pada sub bab berikutnya).
Belajar mencintai bisa merupakan hal
mudah bisa juga sebaliknya. Belajarlah mencintai apa yang telah kita raih dan
kita miliki, mencintai Allah Swt. mencintai sesama, mencintai diri sendiri.
Buatlah itu semua dengan cara yang tegas. Jangan ragu-ragu. Tataplah lawan
berbicara manakala kita berbicara dengannya. Dengarkan baik-baik waktu mereka
berbicara dengan kita. Biarkan mereka tahu bahwa kita penuh perhatian, sehingga
mereka merasa senang dan berharga di hadapan kita. Biarkan orang tahu bahwa
kita memperhatikan mereka, mencintai mereka. Ada pepatah, jabatan tangan mesara
mempunyai seribu makna.
Benyanyi, santai, dan tertawa. Nikmatilah hidup dan
kehidupan, bekerja juga perlu santai dan bergembira, karena ini akan
mengendorkan ketegangan dan membuat kita nyaman. Ketika kita merasa nyaman
secara fisik dan psikis maka aura kita akan muncul. Inner Beauty kita akan
muncul, dan ini akan membuat nyaman semuanya.
9.
Menjaga Kondisi Fisik
Manusia merupakan kesatuan jiwa dan
badan. Jiwa mempengaruhi badan, sebaliknya badan juga mempengaruhi jiwa. Sadar
akan kesatuan tersebut dan berbuat sesuatu untuk itu merupakan hal yang sangat
penting.
Olah
raga akan membuat fisik kita tetap dalam kondisi prima. Mulailah hari-hari kita
dengan senam atau joging secara rutin, bisa pada waktu pagi atau sore hari.
Buatlah diri kita selalu merasa sehat, sekalipun kondisi badan kita sedang
tidak fit. Badan kita adalah kita, manakala kita merasa tensi naik, marah,
ataupun sedih, cucilah mobil, potonglah rumput, berkebun, rawat bunga-bunga,
lari-lari ataupun bersepeda.
10. Berbagi dengan Orang Lain
Apa
yang kita miliki dan dapat dibagi dengan orang lain? Renungkanlah! Apapun yang
dapat kita bagi, sekecil apapun itu akan sangat bermanfaat bagi kita dan bagi
yang menerima. Apakah kita mempunyai pengalaman menarik, lucu, gembira, yang
bisa dibagi dengan orang lain? Apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain?
Untuk lingkungan? Untuk negara?
Berbagai
dengan orang lain selain membahagiakan diri kita juga membahagiakan orang lain.
Berbagai tidak hanya utnuk hal-hal kesenagngan saja terkadang pengalaman sedih
dan gundah juga perlu berbagai agar kita menajdi ringan, dan dapat melangkah
lagi. Berbagai pengalaman sedih bukan berarti mengeluh, harus dibedakan.
11. Memaafkan dan Melupakan.
Memaafkan
dan berusaha melupakan adalah yang terbaik, namun terkadang sulit untuk
dilakukan. Andaikan kita seorang pelupa yang jempolan, maka kita akan menjadi
seorang pengingat yang paling bahagia. Belajarlah untuk memaafkan dan
melupakan. Tidak akan menjadikan kita bahagia jika hati terluka satu kali dan
diingat terus selamanya sepanjang waktu. Ketika seseorang menyakiti hati kita
berterus teranglah dengan dia, senyumlah. Barangkali amat berat, tapi cobalah.
Dan apapun masalahnya ada satu hal yang harus kita buat. Yakni memaafkan dan melupakan.
Kita mampu mendapatkan kembali kedamaian hati. Kita dapat memeperolehnya dengan
jalan memaafkan.
12. Berusaha untuk Tidak Tenggelam.
Suatu saat kita dapat berjumpa dengan apa yang disebut
dengan ’kesulitan’, dalam situasi itu kita akan merasa berat. Tiba-tiba godaan
muncul: ”untuk apa mengarungi lautan kehidupan?” Adakah tidak lebih baik kalau
kita tenggelam saja di dalamnya?
Demikianlah
godaan yang selalu muncul manakala kita berada dalam saat krisis.
Tetapi bertahanlah. Berusahalah untuk tetap terapung di atas permukaan hidup.
Percayalah banyak hal pasti akan menjadi lebih baik manakala kita mampu
bertahan dalam situasi krisi itu.
13. Bersikap Lembut Namun Tegas
Bertindaklah
tegas kalau situasinya memang menuntut demikian. Jangan takut untuk membela
kebenaran. Jangan mudah percaya pada kebohongan. Dan jangan biarkan hidup kita
jadi berantakan. Jadilah orang yang lembut. Lembut pada diri sendiri, pada
orang lain dan pada kebaikan yang muncul dalam diri kita ataupun pada orang
lain. Pupuklah kebaikan yang ada dalam diri kita walau itu sangat kecil. Namun
hargailah pula kebaikan yang ada pada orang lain. Tetaplah tersenyum ketika
kita harus mengatakan hal yang sangat tegas dan pasti.
14.”Joke” yang Cerdas
Bercanda dan lelucon amatlah penting dalam kehidupan kita,
karena dengan hal itu kita bisa tertawa, bahkan bisa mentertawakan diri kita,
kesalahan kita bahkan kenaif-an kita sekalipun. Banyak lelucon yang dapat kita
buat, namun pilihlah lelucon yang cerdas, bukan yang porno. Banyak lelucon
cerdas dan menggelitik yang akan membuat segar ruangan. Namun kita juga harus
ingat masing-masing orang punya keterampilan ’melucu’ yang berbeda. Sekecil
apapun berusahalah membuat joke di saat-saat yang tepat untuk mengurangi
kejenuhan kerja pada diri sendiri dan rekan kita.
D.
Manajemen Kepribadian
Kepribadian
adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikofisis
individu yang menentukan kemampuan penyesuaian diri yang unik sifatnya terhadap
lingkungannya (Alport, 1937)
Kepribadian
itu merupakan perangsang atau stimulus sosial bagi orang lain. Reaksi orang
lain terhadap saya itulah pribadi saya (pendapat May Morton dalam Kartono,
2005)
Kepribadian adalah segenap organisasi mental dari manusia pada semua tingkat
dari perkembangannya. Ini mencakup setiap fase karakter manusiawinya, intelek,
temperamen, keterampilan, moralitas dan segenap sikap, yang telah terbentuk
sepanjang hidupnya, jadi mencakup seluruh kemampuan manusia dan segenap
pengalaman sepanjang hidupnya (Warpen dalam Kartono, 2005)
Dari tiga pengertian tentang kepribadian tersebut tampak
bahwa kepribadian bukanlah konsep tunggal, melainkan sangat kompleks dan semua
itu ada dalam diri kita, dalam hidup kita. Oleh karenanya diperlukan
keterampilan untuk mengelolanya agar kita menjadi pribadi yang menarik,
bermanfaat, dan memepesona.
1. Motivasi untuk Merubah Sikap
Kepribadian
pertama sekali dipengaruhi oleh motivasi. Pada hakikatnya sebuah motivasi
adalah kekuatan yang mempunyai daya pembangkitan atau penimbulan motif, bisa
juga dikatakan bahwa suatu kegiatan yang menjadi motif. Tingkah laku manusia
dasarnya mempunyai motif. Mempelajari tingkah laku manusia, pada dasarnya
adalah mengetahui secara pasti apa yang dilakukannya, bagaimana ia melakukanya
dan mengapa ia melakukannya. Yang menjadi kendala untuk hal-hal tersebut
biasanya berkenaan dengan pemahaman diri.
Motivasi
adalah suatu keinginan yang hendak dicapai oleh setiap individu untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan dirinya
(Suparno, 2004) Akan tetapi pada kenyataannya tidak seorangpun yang dapat
memuaskan semua kebutuhannya, dan itupun adanya saling mendapatkan dan saling
melengkapi, apabila satu atau beberapa kebutuhan tidak dapat terpenuhi oleh
kita, maka orang lain yang memenuhinya.
Motivasi
sangat diperlukan untuk merubah sikap kita ke arah yang lebih baik, lebih maju,
lebih berhasil dan sukses. Apabila kita tidak mempunyai motivasi untuk maju,
maka kita juga merasakan bahwa keberhasilan hanyalah di ’awang-awang’.
Sebaliknya jika kita mempunyai motivasi ingin terus maju dan berkembang, maka
kesusksesan sudah di depan mata.
2. Mengapa Mesti Minder?
Bersyukurlah
kepada Allah Swt. Yang telah menciptakan kita dengan segala kekurangan dan
kelebihan masing-masing. Kita adalah pribadi yang unik dan masing-masing orang
tidak sama, biarkan diri kita berkemabang. Jangan mencaci maki diri sendiri.
Jangan pernah merasa tidak berharga, kita adalah yang terbaik dan buatlah itu
dari waktu ke waktu.
Pelajarilah segala sesuatu tentang diri kita, sekali lagi
jangan menghina diri kita sendiri, meremehkan dan mengabaikannya. Jangan pernah
menyesali apa yang ada pada diri kita, kenalilah potensi kita buatlah itu
menjadi hal-hal yang menarik. Kalau kita mempunyai kelemahan jangan berputus
asa, karena pada dasarnya setiap orang juga mempunyainya. Dan ingatlah, tidak
ada manusia yang sempurna di dunia ini.
3. Ciptakan Kesempatan
Pada
waktu kita mengarungi samudra kehidupan, pasti kita akan memeperoleh
kesempatan, entah kapan? Namun kita juga harus berusaha untuk menciptakan
kesempatan sendiri. Jadikanlah peluang sebagai suatu kesempatan dan ciptakan
sebagai tantangan untuk dilaksanakan, dan sukses. Tanamkanlah ini pada pikiran
kita. Tataplah hidup dan buatlah situasi untuk diri sendiri. Temukan tempat
untuk kita, jangan menunggu diberi tempat oleh orang lain.
Hidup
bukanlah soup kalengan yang dipanaskan kemudian dihidangkan. Hidup adalah
tantangan dan perjuangan. Kalau kita mau kita pasti bisa menciptakan
kesempatan. Semuanya bergantung pada kita. Dan tiada akhir jika tidak ada awal,
maka mulailah!
4. Mempunyai Pendapat
Apabila
kita memiliki pendapat, itu berarti bahwa kita telah memikirkan dan memutuskan
suatu titik pandang tertentu. Janganlah cepat-cepat mengubah pendapat tersebut,
manakala ada orang lain yang mempunyai pendapat yang berbeda. Bagaiamanapun
juga pendapat kita memiliki alasan yang kuat. Tanyakanlah pada orang tersebut
apa yang menjadi pendapatnya?
Andaikan
kita menemukan kesalahan dalam pendapat kita, janganlah kita takut-takut untuk
mengubahnya. Sebab itu bisa terjadi bahwa pendapat kita belum berpijak pada
sebuah fakta yang ada. Janganlah malu untuk mengakui kesahalan kita. Mengakui
kesalahan tidaklah berarti kiamat, justru menunjukkan kematangan dan kearifan
kita.
Janganlah ’mandeg’ dalam satu garis pemkiran saja. Kita perlu memebedakan
anatara ”memiliki” pendapat dengan ”bersikeras” pada pendapat.
5. Memandang dengan Menyeluruh
(Holistik)
Jika
kita hendak memutuskan sesuatu yang penting, pakailah ’kaca mata ukuran orang
tua’ agar kita dapat melihat dengan cermat dan teliti. Pakailah juga berbagai
jenis dan warna kacamata, agar keputusan yang kita hasilkan bukanlah keputusan
yang dihasilkan dari kaca mata hitam putih saja, melainkan ada warna-warna lain
yang sangat indah dan menarik.
Jagalah
agar semuanya tetap dalam perspektif masa depan. Buatlah itu semua dengan tidak
mengabaikan orang lain. Sebab bisa terjadi apa yang menurut kita tdak penting,
ternyata amat penting bagi orang lain. Oleh karena itu bertindaklah secara cermat.
6. Jadilah Tajam
Pensil
yang tajam akan menghasilkan tulisan yang tajam pula. Pisau yang tajam akan
menghasilkan irisan yang bagus dan halus. Akal yang tajam pasti juga akan
membuat kepuusan-keputusan tajam pula. Cobalah kita memahami peristiwa-peristiwa
yang muncul dalam hidup kita, dan berusaha untuk memeprhatikan semuanya.
Berprinsiplah ”seperti gelas berisi air, jika airnya ditumpahkan terus lama
kelamaan akan habis” maka kita harus mengisinya dengan air lagi. Demikian juga
otak kita, asahlah, berdiskusi dengan teman, saling mengisi dan saling
membelajari diri sesama teman akan sangat bermanfaat untuk mengisi otak kita.
Janganlah
bingung ketika kita berada dalam bahaya berbuat kesalahan besar. Berbicaralah
dengan orang lain yang menurut hemat kita memiliki pengalaman dan
kebijaksanaan. Jadilah tajam, berdirilah tegak, amati semuanya setajam mungkin.
7. Menghargai Waktu
Adalah tidak benar kalau kita
mengatakan bahwa kita tidak mempunyai waktu untuk berbuat sesuatu, yang lebih
tepat adalah bahwa kita tidak mampu menguasai waktu kita sehingga kita tidak
mampu melakukan sesuatu yang harus kita lakukan.
Kita harus mengatur waktu kita dengan ketat apalagi jika berhubungan dengan
orang lain. Karena kepercayaan mahal harganya dan terkadang kita sulit menjaganya.
Oleh karenanya, menjadi orang yang tepat waktu dan dapat mengelola waktu dengan
baik adalah menjadi idaman setiap orang.
8. Mendengarkan dengan Telinga dan
Mata
Apakah
kita seorang pendengar yang baik? Atau setidaknya ada orang yang pernah
mengatakan bahwa kita adalah seorang pendengar yang baik. Pada waktu berbicara,
orang tidak hanya berkomunikasi dengan kata-kata, tetapi juga dengan ekspresi
wajah, nada suara, gerak tangan dan tatapan mata. Jika kita seorang detektif
yang bertugas menangkap petunjuk lewat tanda-tanda hal seperti itu jelas sangat
berguna. Membaca bahasa tubuh seseorang amatlah penting untuk mengetahui maksud
yang sebenarnya. Belajar mendengarkan orang lain akan membuat kita bijaksana.
9. Menghargai Diri Sendiri
Hargailah
diri kita sendiri. Berbanggalah dengan diri kita, kita memiliki sesuatu yang
bisa dibanggakan, apapun itu, sekecil apapun itu. Kita adalah sesuatu yang
berharga.
Bayangkanlah
diri kita sebagai bingkisan yang dikirimkan untuk diri kita sendiri. Gambarkan
diri kita sebagai patung indah yang dibungkus dalam jerami dan kotak kayu
berukir indah. Dan bingkisan itu untuk kita. Pada waktu kita membuka kotak dan
menyibak jerami penutup karya seni itu, bayangkanlah bahwa barang tersebut
hidup, bernafas, bermasa depan cerah, menyenangkan, praktis, memiliki
keamampuan yang luar biasa. Dan itu adalah diri kita, sungguh kita adalah
bingkisan bagi diri kita sendiri.
Kalau kita bisa menjaga, melindungi, memperlakukan dan menghargai diri kita
sendiri maka orang lain juga akan melakukannya untuk kita.
10. Menghargai Sang Pencipta
Kita akan menemukan kesulitan untuk menngungkapkan dengan
kata betapa kita sangat menghargai Sang Pencipta kita. Allah Swt. sangat
mengagumkan, Imaginatif, Menarik, Fantastis, Penuh cinta dan kasih sayang, Maha
Pemaaf. Pokoknya segalnya bagi kita.
Kita dapat ’berkomunikasi’ dengan-Nya, berterimakasih pada-Nya,
Mengagungkan-Nya. Dan kita ”ada” disebabkan karena cinta dan kehendak-Nya.
11. ”You Can”, if you think ”You
Can”
Apapun yang ingin kita raih akan berhasil jika kita yakin
bahwa kita bisa dan akan berhasil. Bukan sebaliknya. Dengan pikiran dan
keyakinan bahwa kita bisa, akan menjadikan semangat, motivasi dan harapan yang
paling ampuh.
E.
Menuju Kecerdasan Emosional
Kemampuan intelektual saja ternyata belumlah cukup.
Kecerdasan emosional juga sangat diperlukan. Emosi bukanlah sesuatu yang buruk,
bukan kata yang buruk. Emosi meliputi, sedih, senang, marah, benci, haru, cinta
dan bahagia. Tinggal bagaimana kita mengelolanya, untuk menjadikan emosi kita
seimbang, wajar dan bermanfaat.
1. Kendalikan Emosi
Menurut
Jen Z.A. Hans ( 2006) Emosi negatif adalah peringatan dari Allah swt. Agar kita
mengubah persepsi (cara pandang) dan prosedur (tindakan atau perilaku)
Apakah yang mengubah hidup kita? Tindakan! Apakah ibu dari segala tindakan?
Keputusan! Aapakah semua keputusan diikuti dengan tindakan? Tidak! Keputusan
yang diikuti dengan tindakan hanyalah keputusan yang diambil dalam suasana
emosi yang tepat. Emosi yang tepat? Bukankah emosi berada di luar kendali kita?
Bukankah emosi merupakan respon spontan atas kejadian atau perbuatan orang
terhadap kita?
Kita
dapat menempatkan diri dalam suasana emosi yang tepat, di mana dan kapan saja
kita mengingikannya. Emosi sepenuhnya berada dalam kendali kita. Empat langkah
berikut merupakan kiat untuk mengendalikan emosi:
a. Mengubah Persepsi
Allah
mengikuti prasangka hamba-Nya. Jika hamba berprasangka baik, niscaya Allah akan
memeperlakukannya dnegan baik pula, sebaliknya kalau hamba berprasangka buruk,
maka Allah akan memperlakukan dengan buruk sesuai dengan prasangkanya. Berusaha
bersabar, selalu bersyukur atas nikmat Allah, meluruskan niat, menyempurnakan
ikhtiar, dan menyikapi hasil (baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan
harapan)
b. Mengoptimalkan Fisiologi Tubuh
Kita
Kondisi
tubuh sangat mempengaruhi emosi. Postur tubuh yang baik (badan tegak pada
posisi duduk dan berdiri, bahu sejajar dengan panggul) akan memepengaruhi
fisiologi tubuh kita, sehingga berpengaruh pada emosi kita. Dalam keadaan marah
misalnya, jika seseorang tersebut sedang berdiri, segeralah duduk, jika duduk
belum bisa meredakan kemarahan kita, berbaringlah.
Ketika fisiologi tubuh kita, dalam posisi kepala tertunduk berjalan gontai,
mata menatap ke bawah, maka emosi yang muncul adalah sedih, haru, nelongso
bahkan menangis. Coba tegaklah, maka tidak akan ada menangis sambil kepala
tegak berdiri dan tubuh tegap penuh optimis.
c. Menetapkan dan Mencapai
Tujuan-Tujuan yang Berharga
Kalau
kita sibuk menetapkan dan mencapai tujuan-tujuan yang berharga, tak akan ada
lagi tersisa waktu iri, dengki, riya’ dan mengalami sejumlah emosi negatif
lain.
d. Gunakan Pereda Emosi
Ketika marah ucapkanlah astaghfirullah. Ketika sedih dan merasa kehilangan,
ucapkanlah inna lillahi wa inna illaihi raajiuun. Ketika bahagia ucapkanlah,
alhamdulillah. Ketika kagum, ucapkanlah subhanallah. Ketika takut, ucapkanlah
Allahuakbar. Ketika panik, ucapkanlah la hawlaa walaa quwwaata illa billah.
Atau kata-kata lain yang intinya semua berserah diri pada Allah Sang Pencipta.
2. Mengisi Sepuluh Tangki Kasih
Sayang
Rahasia supaya tetap berhubungan dengan diri kita sejati
adalah terus menerus menisi tangki kasih sayang. Sepajang tetap mengisinya,
kita bukan saja akan mengalami meningkatnya kebahagiaan, kedamian, dan
kepuasan, melainkan akan pula mampu bersentuhan dengan potensi batin dan
kekuatan kita untuk menciptakan dan menark lebih banyak lagi. Begitu salah satu
tangki terisi penuh, maka untuk tetap terhubung dengan diri sejati, Anda harus
mulai mengisi tangki yang lain. Apabila sebuah tangki kasih sayang benar-benar
penuh, tanda-tandanya tidak berupa rasa puas terus menerus. Malahan yang kerap
muncul adalah rasa bosan atau gelisah dan akhirnya kekecewaan.
Misalnya, kita merasa kecewa dengan kolega kita, sebetulnya
kita merasakan kekosongan kolektif tangki-tangki kita yang lain. Ironisnya,
tanda yang tidak mungkin keliru bahwa tangki sudah penuh adalah kesadaran bahwa
kita kekurangan sesuatu.
Sepuluh tangki kasih sayang yang harus kita isi adalah:
a. Kasih sayang Allah
b. Kasih sayang orangtua
c. Kasih sayang Keluarga, sahabat, dan bersenang-senang
d. Kasih sayang teman sebaya dan teman lain yang memiliki sasaran sama
e. Kasih sayang dan cinta diri
f. Hubungan dan asmar
a
g. Mencintai anak
h. Memberi sumbangan kepada masyarakat
i. Memberi sumbangan kepada dunia
j. Mengabdi kepada Allah
3. Kebahagiaan Tidak bisa Dibeli dengan Uang
Ungkapan
itu sangat familiar, meskipun orang masih saja gampang terjebak dalam jerat
ilusi, bahwa sukses lahiriah mampu membahagiakan diri kita. Semakin kita
beranggapan bahwa uang mampu membuat kita bahagia, semakin lemahlah kekuatan
kita untuk mampu berbahagia tanpa uang.
Ungkapan
lain yang juga sangat familiar adalah ”Yah…aku tahu sih, kalau uang memang
tidak bisa bikin bahagia, tapi uang pastilah banyak gunanya” Ilustrasi berikut
mungkin ada benarnya: ”Uang bisa membeli makanan yang enak, tapi tidak akan
pernah bisa membeli rasa lapar. Uang bisa membeli ranjang yang empuk, tapi tidak
akan pernah bisa membeli tidur yang nyenyak. Uang bisa membeli cinta dan nafsu,
tapi tidak akan pernah bisa membeli kasih sayang”
Kegembiraan
akan terasa bila kita berulangkali mengalami sendiri bahwa kebahagiaan tidaklah
tergantung pada situasi lahiriah. Bukan uang yang membuat kita bahagia, tetapi
keyakinan batin, perasaan, dan hasrat kita. Ketika memperoleh lebih banyak uang
kita bahagaia karena kita beranggapan bahwa sekarang kita bisa menentukan apa
yang kita mau. Kesempatan untuk bersikap seperti inilah yang sebenarnya membuat
kita bahagia dan bukan uang itu sendiri. Untuk sejenak kita bisa bilang:
”Sekarang akau bisa mennetukan dan mengerjakan apa yang kumau”
Ketika
kita merasakan sedikit saja rasa gembira atau senang maka tanamkanlah persaan
itu pada diri dan aura disekitar kita, niscaya kita akan merasakan begitu luas
dan besar kegembiraan dan kesenangan kita. Ibaratkan kegembiraan dan kesenangan
adalah seperti ketika kita berendam dalam bak mandi, rasakan hangatnya air,
pejamkan mata, dan ketika seluruh tubuh telah dialiri kehangatan air,
bergeraklah sedikit saja, maka anda akan merasakan kehangatan itu makin merata
dan terasa seluruh tubuh. Demikian pula dengan kebagaiaan, ibaratkanlah seperti
itu.
4. Dunia Luar yang Membentuk adalah
Dunia Dalam Kita
Apa
yang terjadi dengan diri kita sebenarnya adalah kita yang menciptakan.
Bagaimana dunia di sekitar kita adalah tergantung bagaimana kita memandang dan
memikirkannya. Karena pikiran itu ibaratnya adalah menanam biji-bijian. Jika
kita menanam biji murung maka kita akan mendapatkan kesedihan, jika kita menanm
biji gembira dalam pikiran kita maka yang kita daptkan adalah kegembiraan,
kebahagiaan dan kesenangan. Oleh karena itu biasakanlah mengganti biji pikiran
dalam hidup agar dunia luar kita seperti apa yang kita inginkan. Proses
mengganti biji pikiran inilah yang nantinya akan menimbulkan kepuasan dan
kebahagiaan.
5. Bagaimana Mendapatkan Apa yang
Anda Inginkan dan Menyukai yang Anda Miliki.
Tantangan
sejati dalam hidup bukanlah bagaimana mendapatkan apa yang kita ingnkan,
melainkan bagaimana tetap menginginkan apa yang telah kita dapatkan. Banyak
orang tahu bagaimana mendapatkan yang diinginkannya tetapi setelah itu mereka
tidak lagi menikmatinya. Apapun yang mereka peroleh rasanya tidak pernah cukup,
mereka selalu merasa ada sesuatu yang kurang. Mereka tidak bahagia dengan
dirinya sendiri, hubungan-hubungannya, kesehatannya, atau pekerjaannya. Selalu
ada yang mengganggu ketenangan batinnya.
Tantangan
lain adalah adalah bagaimana tetap merasa bahagia dengan segala kekurangan,
tetapi menginginkan lebih banyak. Terkadang kita selalu menginkan ’hal yang
lebih’ menginginkan mobil mewah, menginginkan uang yang banyak, menginginkan
rumah mewah dan lain-lain. Maka justru kita akan sadar bahwa kita tidak
membutuhkan lebih banyak untuk merasa bahagia. Kita cukup memerlukan sedikit
saja dalam batin dan jiwa kita, dan kita gerakkan kebahagiaan itu niscaya nanti
auranya akan memenuhi ruangan di mana kita berada.
Kalau kita selalu merasa kurang maka kita tidak akan pernah
merasa cukup, maka apapun yang kita dapatkan rasanya tidak lagi memenuhi dan
tidak lagi kita inginkan. Oleh karenanya mengisi sepuluh tangki kasih sayang
sangat diperlukan agar kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dan tetap
menyukai apa yang telah kita miliki.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari beberapa hal diatas kami dapat menyimpulkan betapa pentingnya pengembangan
diri disetiap individu supaya bisa lebih baik dan bisa sukses dalam kehidupan
sehari hari dengan dorongan dan motivasi yang tinggi.
Untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri kita, kita harus melalui
beberapa tahapan yang tidak mudah untuk dicapai, tetapi semua itu tidak jadi
halangan atau masalah jika kita punya motifasi yang tinggi untuk meraih cita –
cita yang kita harapkan.
Hidup adalah sebuah pilihan, bertambah usia dan menjadi tua
adalah niscaya, tapi menjadi bahagia dan bijaksana adalah pilihan.
B. KRITIK DAN SARAN
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca supaya dalam penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Goleman, Daniel. 2003. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Gray, John. 2000. How to
Get What You Want and Want What You Have. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Gunawan, W. Adi. 2005. Konsep
Diri Positif Sumber Keberhasilan Hidup. Jurnal & Leadership Management.
Hans, Jen Z.A. 2006.
Strategi Pengembangan Diri. Jakarta: Personal Development Training, Program
Magister Manajemen, STIE IPWIJA.
Irmin, Soejitno. 2005. Menjadi
Pemimpin yang Mempesona. Seyma Media.
Kartono, Kartini. 2005. Teori
Kepribadian. Bandung: Mandar Maju.
McGraw, Martha Mary. 2006. 60 Cara
Pengembangan Diri. Yogyakarta: Kanisius.