Powered By Blogger

Kamis, 28 Februari 2013

Arti Setia

Pengertian Setia dan Kesetiaan.
Setia dalam kamus bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: (1) berpegang teguh (pd janji, pendirian, dsb); patuh; taat: bagaimanapun berat tugas yg harus dijalankannya, ia tetap -- melaksanakannya; ia tetap -- memenuhi janjinya; (2) tetap dan teguh hati (dl persahabatan dsb): telah sekian lama suaminya merantau, ia tetap -- menunggu; (3) berpegang teguh (dl pendirian, janji, dsb): walau hujan turun dng lebatnya, ia tetap -- memenuhi janji pergi ke rumah kawannya. sedangkan kesetiaan memiliki arti keteguhan hati; ketaatan (dl persahabatan, perhambaan, dsb); kepatuhan.

Rabu, 13 Februari 2013

Mengundang Pelangi

Tanpa kedatangan gerimis membiaskan
mentari pun aku bisa menjemputmu…
Cukup beri aku air dalam wadah percaya…
Akan kupersiapkan setangkup cahaya
merona jingga…
Dan kuundang kau di telapakku…!
Tapi seindah apa pun dirimu tetap sama
buatku..
Tak bisa kusentuh,
tak bisa kurengkuh…
Meski telah di telapak tanganku…
Namun perlu kau tahu,
sungguh kebijakan warnamu yang mempesonaku…
Dan membuatku membatu di sudut waktu…

Waktu

Waktu akan terasa lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu panjang bagi yang gelisah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Namun Waktu adalah keabadian bagi yang mereka mampu bersyukur.

Jumat, 08 Februari 2013

D3n9UH N4F@$

Berdesakan didalam raga menjejali penat segala pertimbangan
Herankah aku akan semua yang seakan menjala sendi dan langkah
Terabapun tidak apalagi berfirasat yang sejauh nalar ada dalam kehampaan
Mengayun dalam sepi yang mencekik mengejan dalam kegelisahan
Hampa dan vakum dan hitam pekat bukan seperti yang biasa
Sebentuk asap mengepul dari kata-kata tajam yang penuh angkara
Tarian uap tergambar pada relung jiwa yang luka terbakar
Lontarkan rentetan senjata kata dan udara bisu
Kuurungkan niatku menampik, menangkis, menghadang
Sia-sialah merangkak lemah dalam perbantahan tak berujung
Seperti sentuhan yang kukenal yang gerah dan mengusik
Rupanya pun bukan seperti lembaran lama hanya kegelisahan yang sama
Akan kemana ujung prahara
Bodoh, jangan menyangkali asal usulmu yang penuh jejak
Jejak gurat codetan buruk rupa yang mengiringi tangisan pertamamu
Tak ada alasan untuk gundah
Terburuk bukanlah terburuk sampai yang benar-benar terburuk tiba
Kelelahan akan segera berakhir dan angkara takkan pernah kekal
Selalu dengus nafas itu akhirnya berhenti
Ditelan detak jarum disapu angin robekan kalender
Melayang saja
Ya melayang saja diatas dengus nafas panas

@KU DAN MIMPIMU

Kau tak pernah tahu
Berkali-kali
Di malam yang dingin dan sepi
Dalam gelap kala aku berbaring menanti terlelap
Begitu banyak kilasan silih berganti menyinggahi kepalaku
Kilasan peristiwa yang sudah, yang sedang, yang akan terjadi
Kilasan yang membuatku terjaga
Kilasan yang menumbuhkan ragu dan cemas
Kilasan yang coba kuusir namun tetap ada
Suatu kali
Saat aku gelisah dalam resah
Lambat-lambat kudengar hembusan nafasmu
Perlahan aku berbalik
Dan aku memandang wajahmu
Bertahun-tahun kita saling pandang
Tapi kali ini ada yang berbeda
Kau tak pernah tahu
Betapa damainya wajahmu beralaskan bantal lembut itu
Sekejap kilasan-kilasan itu menyembunyikan dirinya
Dan aku masih berbaring di situ dengan terpesona
Kau tak pernah tahu
Betapa cantiknya dirimu kala tenggelam dalam mimpi indahmu
Seberkas cahaya lampu dari luar menyapu wajahmu
Dan aku menopang daguku masih terpesona
Kau tak pernah tahu
Betapa bersyukurnya aku karena memilikimu di sampingku
Segala kepenatanku sirna karena memandangmu
Dan aku akan terus memandangimu lagi
Kau tak pernah tahu
Saat itu ada lonjakan dalam hatiku
Ada bara yang bertumbuh
Besok aku akan kobarkan semangat juangku
Untuk menghidupimu
Dan buah hati kita
Kau tak pernah tahu…
Tapi sekarang kau tahu
Nanti kala kau terlelap lagi
Ingatlah aku dalam mimpimu
Mungkin saat itu aku sedang memandangimu
Dan kau pun tahu
Betapa aku mencintaimu

IBU.............

Hujan berderai rinai di pagi hari
Tebarkan damai usapkan cinta
Kemboja melambai menggelayut
Harumnya merekah mengisi hati
Aroma dirimu masih di sini
Rembesi relung kalbu merindu
Pelukanmu yang lembut
Masih menjejaki bahuku
Kala tertatih Aku berjalan
Kau genggam tanganku erat
Kala tangisku berderai
Kau rangkum dan ciumiku mesra
Ibunda, ini aku penghuni rahimmu
Nyawaku pernah singgahi genggamanmu
Ibunda, ini aku belahan jiwamu
Tak terbalaskan semua pengorbananmu
Dengarlah aku ibu aku takkan melupakanmu
Pandanglah aku ibu banggalah akan aku
Hujan berderai rinai di pagi hari
Berpayung aku seraya termangu
Memandangi nanar jatuhan air
Yang basahi pusaramu, ibu

IRONI HIDUP

Kedinginan di dalam kehangatan
Kesepian di tengah-tengh keramaian,
Tak dapat melihat di tempat yang terang,
Kebingungan dengan hadirnya berjubel tawaran pencerahan pemikiran
Hampa............
Kosong....
nyaris tak berbentuk......
Bagai jantung tanpa denyutan,
bagai hati tanpa cengkraman dalam wujud dan rasa,
Bagai wajah tanpa rupa yang tak selesai di lukis sang pencipta
Bagai raga yang tak memiliki jiwa,
Dan bagai jiwa yang tak punya asa...
Ketika berada di dalam lingkaran beragam persoalan.
Tak tahu mengawali langkah dari mana dengan tujuan seribu tanya
Ingin mengadu, tapi pada siapa jika keberadaan di tengah sekumpulan orang yang penuh dengan rasa pilu,
Kulangkahkan saja kakiku, pikirku, namun aku tetap berada dan ada di situ.
Berontak! Pada siapa????? Muncul pertanyaan dalam pikirku...,..........
Menahan amarah yang ntah untuk siapa amarah itu.
Coba pejamkan mata, walaupun sedaritadinya sudah tak melihat apa-apa
Walaupun begitu, ada sedikit kelegaan rasanya dalam hati yang sendu....
inilah cara hidup yang harus dijalani??? pertanyaan dalam pikir yang mulai buntu........
Sendu, ya sendu tanpa bwntuk, wujud dan berwarna abu-abu!
ironi hidupmu??????????

"Benar bagi kita, belum tentu benar bagi orang lain, baik bagi kita belum tentu menjadi kebaikan bagi orang lain. Satu hal yang penting adalah jalani hidup, dan bertahanlah dalam pendirian yang kokoh sampai pada saat hidup ini berlalu, sambil mengingat tuk menghargai jerih lelah serta karya orang lain dalam hidupnya yang sama dengan hidupmu!"